Sabtu, 22 Juni 2013

Gallery Dunia.com

Gallery Dunia.com

Link to gallerydunia.com

Membunuh 99 Suami Di Malam Pertama Dengan kelamin Beracun !

Posted: 21 Jun 2013 10:36 AM PDT


NIAN Nio Lian Khie begitulah nama aslinya, Seorang komandan perang wanita berpangkat Jenderal dari china , Seorang perempuan yang dikalahkan oleh pasukan meurah johan seorang ulama yang berasal dari kerajaan pereulak yang pada saat itu mereka berada di indra purba yang bercocok tanam di daerah maprai (sibreh sekarang) dan mereka membuka kebun lada dan merica pada saat itu setelah dikalahkan, jenderal Nian Nio Lian Khie memeluk islam dan namanya diberi gelar yaitu sebagai PUTROE NENG.

Kekalahan dalam peperangan di Kuta Lingke telah mengubah sejarah hidup Putroe Neng, perempuan cantik dari Negeri Tiongkok. Dari seorang maharani yang ingin menyatukan sejumlah kerajaan di Pulau Ruja (Sumatera), ia malah menjadi permaisuri dalam sebuah pernikahan politis.

Pendiri Kerajaan Darud Donya Aceh Darussalam, Sultan Meurah Johan, menjadi suami pertama Putroe Neng yang kemudian juga menjadi lelaki pertama yang meninggal di malam pertama. Tubuh Sultan Meurah Johan ditemukan membiru setelah melewati percintaan malam pertama yang selesai dalam waktu begitu cepat.

Sebagian masyarakat Aceh mendengar kisah Putroe Neng dari penuturan orang tua. Konon Putroe Neng memiliki 100 suami dari kalangan bangsawan Aceh. Setiap suami meninggal pada malam pertama ketika mereka bercinta, karena alat kewanitaan Putroe Neng mengandung racun.

Kematian demi kematian tidak menyurutkan niat para lelaki untuk memperistri perempuan itu. Padahal, tidak mudah bagi Putroe Neng untuk menerima pinangan setiap lelaki. Ia memberikan syarat berat seperti mahar yang tinggi atau pembagian wilayah kekuasaan (Ali Akbar, 1990).

Suami terakhir Putroe Neng adalah Syekh Syiah Hudam yang selamat melewati malam pertama dan malam-malam berikutnya. Ia adalah suami ke-100 dari perempuan cantik bermata sipit tersebut.

Sebelum bercinta dengan Putroe Neng, Syiah Hudam berhasil mengeluarkan bisa dari alat genital Putroe Neng. Racun tersebut dimasukkan ke dalam bambu dan dipotong menjadi dua bagian. "Satu bagian dibuang ke laut, dan bagian lainnya dibuang ke gunung," tutur penjaga makam Putroe Neng, Cut Hasan.

Konon, Syiah Hudam memiliki mantra penawar racun sehingga ia bisa selamat. Setelah racun tersebut keluar, cahaya kecantikan Putroe Neng meredup. Sampai kematiannya, dia tidak mempunyai keturunan.

Sulit mencari referensi tentang Putroe Neng. Sejumlah buku menyebutkan dia bernama asli Nian Nio Liang Khie, seorang laksamana dari China yang datang ke Sumatera untuk menguasai sejumlah kerajaan.

Bersama pasukannya, ia berhasil menguasai tiga kerajaan kecil; Indra Patra, Indra Jaya, dan Indra Puri yang kini masuk dalam wilayah Kabupaten Aceh Besar. Beberapa benteng bekas ketiga kerajaan tersebut masih ada di Aceh Besar sampai sekarang.

Namun, Laksamana Nian Nio kalah ketika hendak menaklukkan Kerajaan Indra Purba yang meminta bantuan kepada Kerajaan Peureulak. Bantuan yang diberikan Kerajaan Peureulak adalah pengiriman tentara yang tergabung dalam Laskar Syiah Hudam pimpinan Syekh Abdullah Kana'an.

Jadi, Syiah Hudam sesungguhnya adalah nama angkatan perang yang menjadi nama populer Abdullah Kana'an. Merujuk sejarah, pengiriman bala bantuan itu terjadi pada 1180 Masehi.

Bisa disimpulkan pada masa itulah Putroe Neng hidup, tetapi tak diketahui pasti kapan meninggal dan bagaimana sejarahnya sampai makamnya terdapat di Desa Blang Pulo, Lhokseumawe.

Meski tak bisa menunjukkan makamnya, di mata Cut Hasan kematian 99 suami Putroe Neng bukanlah mitos. Ia mengaku mengalami beberapa hal gaib selama menjadi penjaga makam.

Ia bermimpi berjumpa dengan Putroe Neng dan dalam mimpi itu diberikan dua keping emas. Paginya, Cut Hasan benar-benar menemukan dua keping emas berbentuk jajaran genjang dengan ukiran di setiap sisinya.

Satu keping dipinjam seorang peneliti dan belum dikembalikan. Sementara satu keping lagi masih disimpannya sampai sekarang.

Menurut budayawan Aceh, Syamsuddin Djalil alias Ayah Panton, kisah kematian 99 suami hanya legenda meski nama Putroe Neng memang ada. Menurutnya, kematian itu adalah tamsilan bahwa Putroe Neng sudah membunuh 99 lelaki dalam peperangan di Aceh.

"Sulit ditelusuri dari mana muncul kisah tentang kemaluan Putroe Neng mengandung racun," ujar Syamsuddin Jalil saat ditemui di rumahnya di Kota Pantonlabu, Aceh Utara, Selasa (26/04.2013).

Ali Akbar yang banyak menulis buku sejarah Aceh, juga mengakui kisah kematian 99 lelaki itu hanyalah legenda.

Makam Putroe Neng yang terletak di pinggir Jalan Medan-Banda Aceh (trans-Sumatera), memang sarat dengan kisah gaib. Misalnya, ada kisah seorang guru SMA yang meninggal setelah mengambil foto di makam tersebut.

Ada juga yang mengaku melihat siluet putih dalam foto tersebut atau foto yang diambil tidak memperlihatkan gambar apa pun.

Sayangnya, berbagai kisah gaib itu, plus legenda kematian 99 suami Putroe Neng pada malam pertama, tidak menjadikan makam tersebut menjadi lokasi wisata religi sebagaimana makam Sultan Malikussaleh di Desa Beuringen Kecamata Samudera, Aceh Utara.

Pemerintah Kota Lhokseumawe belum menjadikan makam Putroe Neng sebagai lokasi kunjungan wisata.

Suvenir tentang Putroe Neng tidak ada sama sekali. Para pengunjung yang datang ke makamnya hanya sebatas peneliti dan segelintir masyarakat yang pernah mendengar kisah Putroe Neng. Rendahnya kepedulian terhadap makam Putroe Neng, bisa terlihat dari kondisi makam tersebut yang nyaris tak terawat.

Di dalam komplek berukuran sekitar 20 x 20 meter tersebut, terdapat 11 makam, termasuk milik Putroe Neng tetapi selebihnya tidak diketahui milik siapa.

Menurut Teungku Taqiyuddin, seorang peneliti yang getol menggali sejarah Kerajaan Samudera Pasai, dari tulisan yang terdapat di batu nisan, diyakini makam-makam tersebut milik ulama syiah. Lantas, benarkah makam yang selama ini diyakini milik Putroe Neng sahih adanya?

Teungku Taqiyuddin mengaku belum mendapatkan jawaban sehingga keyakinan masyarakat tentang kebenaran makam tersebut belum bisa dipatahkan. "Siapa tahu dengan banyaknya penelitian nanti akan terjawab," kata Teungku Taqiyuddin.

Menurutnya, bisa jadi karena ada makam Putroe Neng di sana, kemudian berkermbang cerita tentang kematian 99 suami atau bisa saja kisah itu sudah melegenda sejak lama. Sekitar 200 meter arah selatan makam Putroe Neng, terdapat makam suami ke-100, Syiah Hudam yang terletak di atas bukit perbukitan.

Jalan menuju Makam Syiah Hudam sangat tersembunyi, sehingga pengunjung harus bertanya kepada masyarakat setempat karena tidak ada penunjuk jalan. Program Visit Aceh 2011 yang digaungkan Pemerintah Aceh ternyata tidak didukung dengan perbaikan infrastruktur.

Bayi Terlahir dalam Gelembung Ketuban yang Masih Utuh

Posted: 21 Jun 2013 10:34 AM PDT



 
Saat masih dalam kandungan, bayi berada dalam sebuah kantung yang berisi cairan ketuban. Kantung ini akan pecah saat menjelang persalinan. Pada kasus yang amat jarang, bayi bisa dilahirkan dengan kantung ketuban yang masih utuh. Bagaimana bisa?

Kasus tersebut baru saja terjadi di Yunani. Lewat bedah cesar, dokter kandungan bernama Aris Tsigris berhasil membantu persalinan bayi yang masih 'berenang' dalam kantung ketuban. Menurut istilah kedokteran, kelahiran seperti ini disebut en caul atau terselubung.

Dr Tsigiris adalah dokter kandungan yang berpraktik di Marousi, bagian timur laut pinggiran kota Athena. Dia mengatakan bahwa kelahiran seperti ini amat jarang dijumpai dan lebih sering ditemui pada bayi yang dilahirkan prematur. Diperkirakan, tak sampai 1 dari 80.000 bayi dilahirkan secara en caul.

Menurut sebuah penelitian di tahun 2010, kelahiran en caul diduga membantu melindungi bayi prematur yang masih rapuh dari tekanan di dalam rahim. Sebagai orang yang membantu persalinan bayi tersebut, dr Tsigiris menyatakan kagum saat melihat bayi yang masih terbungkus kantung ketuban.

"Terkadang alam melampaui dirinya sendiri, bahkan membuat dokter kandungan terdiam," katanya seperti dikutip dari Medical Daily, Jumat (7/6/2013).

Walau dilahirkan dalam gelembung berisi cairan, keselamatan bayi tak akan terancam karena sejak dalam kandungan bayi juga mengalami hal yang sama. Dr Tsigiris mengatakan, bayi tersebut tidak berisiko tenggelam karena plasenta terus memberi makan nutrisi dan oksigen lewat tali pusat.

Tapi bayi tersebut tidak dibiarkan lama berenang dalam cairan ketuban setelah dilahirkan. Dia segera menghirup napas pertamanya setelah kantung ketuban dipecahkan lewat teknik bedah sederhana yang disebut amniotomi, yaitu mengait membran kantung agar terbuka.

Oleh dr Tsigiris, foto bayi tersebut diunggah ke facebook dan mendapat lebih dari 10.000 jempol 'like' dalam waktu 24 jam. Sampai bulan Juni ini, foto tersebut sudah di-'share' hingga lebih dari 8.000 kali dan mendapat hampir 800 komentar.

Pada abad pertengahan di Eropa, bayi yang lahir dengan kondisi serupa sering diasosiasikan dengan hal yang berbau mistis atau tanda-tanda kebesaran. Bidan yang membantu persalinan sering memberikan kantung empedu bayi kepada ibunya agar disimpan sebagai pusaka.

Pada tahun 2011 lalu, aktris Jessica Alba pernah melahirkan seorang putri yang lahir dalam kantung ketuban yang masih utuh. Bayinya kemudian diberi nama Haven.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar