Kamis, 06 Juni 2013

Gallery Dunia.com

Gallery Dunia.com

Link to gallerydunia.com

Apa Manfaatnya Penemuan “Partikel Tuhan” Bagi manusia..?

Posted: 05 Jun 2013 11:13 AM PDT







Ilustrasi

Pengumuman Organisasi Eropa untuk Penelitian Nuklir (CERN) tentang penemuan partikel yang konsisten dengan Higgs Boson pada Rabu (4/7/2012) disambut meriah oleh para ilmuwan. Temuan itu juga membuat kalangan awam heboh dan bertanya-tanya.

Higgs Boson adalah partikel elementer yang telah lama dicari. Partikel ini dipercaya memberikan massa dan berperan dalam terbentuknya semesta. Tanpa ada Higgs Boson, atom takkan tercipta, ikatan kimia tak terbentuk semesta pun takkan ada.

Meski temuan CERN yang diumumkan kemarin masih pada tahap awal, dalam arti belum mencapai kesimpulan final, ilmuwan yakin bahwa yang ditemukan adalah Higgs Boson. Lalu, jika memang telah ditemukan, apa yang bisa diharapkan dari penemuan itu? Apa sumbangsihnya bagi umat manusia?

Ilmuwan CERN, Albert de Roeck, mengibaratkan penemuan Higgs Boson serupa dengan penemuan listrik. Manusia takkan pernah bisa mengimajinasikan apa yang akan terjadi. Dengan demikian, jika ditanyakan aplikasinya saat ini, maka jawabannya adalah belum ada.

"Apa yang sangat penting saat ini ialah bahwa Higgs boson bisa menerangkan apa yang mungkin terjadi pada sepersejuta detik awal alam semesta setelah (teori) Big Bang," kata de Roeck seperti dikutip kantor berita AFP, Kamis (5/7/2012).

Situs Langitselatan menerangkan, setelah Big Bang, semesta sangat panas dan terisi oleh lautan proton, netron, elektron, dan partikel lain. Dalam 17 menit pertama, terbentuk atom dan elemen ringan. Hal ini mensyaratkan adanya Higgs Boson.

Banyak ilmuwan mengatakan bahwa penemuan Higgs boson diharapkan melengkapi Model Standar Fisika Partikel. Model standar menguraikan adanya partikel elementer Fermion dan Boson. Model itu juga mensyaratkan adanya partikel elementer yang berperan memberi massa.

Namun, fisikawan Ray Volkas berpandangan lain. Higgs boson mungkin juga berhubungan dengan sesuatu yang lain, misalnya dengan materi gelap, materi yang tak terlihat yang menyusun sebagian besar semesta, berjumlah jauh lebih besar dari materi yang terlihat manusia.

"Mungkin saja, misalnya, Hoggs Boson menjadi jembatan antara materi biasa, yang tersusun atas atom, dan material gelap, yang kita tahu merupakan komponen yang penting bagi semesta. Itu akan memberi implikasi yang fantastik dalam pemahaman seluruh materi semesta, tak cuma atom biasa," katanya.

Menurut Volkas, akan sangat membosankan jika partikel yang baru saja ditemukan CERN hanya memenuhi Model Standar Fisika Partikel. Penemuan partikel itu seharusnya menjadi pintu masuk menuju fisika baru, teori baru yang menguraikan bagaimana semesta tercipta dan bekerja.

Salah satu teori yang disebut Volkas adalah Supersymmetry (SUSY). Dalam SUSY, setiap partikel memiliki partner partikel lain yang hanya berbeda sedikit karakteristiknya. SUSY menarik karena seperti menyatukan semua gaya yang ada di semesta, termasuk menawarkan kemungkinan penyusun materi gelap.

Volkas menuturkan, penelitian Higgs Boson memang seolah mengawang-awang. Namun, karena adanya tantangan di CERN, misalnya soal pertukaran data dalam jumlah besar, lembaga penelitian seperti CERN telah memberikan kontribusi dalam pengembangan world wide web yang mendasari internet.

Saat ini, tugas CERN masih belum selesai. CERN masih harus memastikan apa yang baru saja diumumkannya kemarin, apakah Higgs Boson atau partikel baru. Di sela-sela itu, CERN harus menghadapi tuntutan untuk berhasil sebab telah menghabiskan biaya besar untuk penelitiannya.


Partikel Tuhan Ditemukan


Partikel Tuhan. AP/Anja Niedringhaus, File

Pencarian Higgs boson, yang dijuluki sebagai partikel Tuhan, telah berakhir. Para fisikawan di laboratorium CERN, Swiss, berhasil menemukan partikel yang memberikan massa pada materi dan menyatukan alam semesta. Temuan partikel Tuhan menjadi hal yang paling ditunggu, khususnya oleh para fisikawan di seluruh dunia.

Percobaan ATLAS dan CMS yang dilakukan menggunakan Large Hadron Collider (LHC) menunjukkan adanya partikel baru di wilayah massa sekitar 125-126 gigaelectronvolts (GeV). LHC adalah akselerator partikel terbesar di dunia yang menciptakan kembali Big Bang, kondisi sepermilyar dari satu detik setelah kelahiran alam semesta.

"Kami mengamati dari data yang menunjukkan jelas keberadaan partikel baru pada tingkat 5 sigma di wilayah massa sekitar 126 GeV," kata juru bicara percobaan ATLAS di CERN, Fabiola Gianotti, dalam paparan ilmiahnya, Rabu 4 Juli 2012.

Penemuan partikel Tuhan diumumkan pada International Conference on High Energy Physics di Melbourne, Australia, dan dihadiri puluhan fisikawan dari berbagai negara. Konferensi ilmiah sekaligus pengumuman penemuan partikel Tuhan disiarkan secara langsung lewat jaringan Internet.

"Ini adalah salah satu penemuan terbesar dari setiap fenomena baru yang kita miliki dalam 30-40 tahun terakhir," kata juru bicara laboratorium CERN, Joe Incandela.

Hasil menggembirakan ini disambut gembira oleh para ilmuwan di seluruh dunia. Profesor John Womersley, kepala eksekutif ilmu dan teknologi Facilities Council, mengatakan penemuan Higgs boson sangat penting bagi ilmu pengetahuan. "Ini sudah dipastikan partikel Tuhan," ujar dia dalam konferensi pers di London, Inggris.

Teori keberadaan Higgs boson pertama kali dicetuskan oleh fisikawan Peter Higgs tahun 1964. Para fisikawan CERN telah mengamati keberadaan partikel kontroversial ini sejak Desember tahun lalu. Ketika itu mereka mengungkapkan telah melihat sekilas petunjuk keberadaan Higgs boson.

Sejak saat itu mereka telah menyaring sejumlah besar data dari eksperimen tabrakan partikel berenergi tinggi untuk mengurangi kemungkinan munculnya kesalahan. Sebuah bukti standar statistik yang dikenal sebagai five sigma akan menjadi konfirmasi akhir dari penemuan ini. Dalam hal ini, kemungkinan kesalahan adalah satu dalam satu juta peluang.

"Kami sekarang memiliki lebih dari dua kali lipat data yang kita punya tahun lalu," kata Direktur CERN untuk penelitian dan komputasi, Sergio Bertolucci. Data terbaru ini, kata Bertolucci, harus cukup untuk mengetahui apakah tren yang dilihat pada data 2011 masih ada atau sudah tidak relevan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar